Kisah ini
bermula ketika aku ikut kegiatan para blogger di Surabaya, tepatnya di Wisma Guru
Surabaya. Pagi itu aku tak sengaja mencoba mengistall sahabat pegadaian dan
keberuntungan masih juga berpihak kepadaku. Hari itu pula aku dapat kesempatan untuk mencoba
memiliki sebuah buku yang bertuliskan buku tabungan emas. Jika biasanya kita
sering mendengar apalagi punya orang tua yang tidak pernah menggadaikan barang
pasti beliau langssung berfikir bahwa “ ngapain kamu ke pegadaian, butuh uang
apa lagi kok sampai datang ke pegadaian segala”. Itu adalah hal yang lumrah. Itupun
terjadi pada ku. Saat telepon ibuk mau ke pegadaian, ibuk ku langsung
memberitahuku dengan nada yang lumayan genting seperti orang mau menjaminkan
laptop ataupun alat elektronik untuk kehidupan ku diperantauan.
Ya benar
sekali, aku adalah mahasiswa yang jauh dari orang tua dan jarang sekali aku
kekurangna biaya hidup. Sehingga orang tua pasti akan marah jika dengar ada
sesuatu yang ku gadaikan. Akhirnya dengan sabar aku mencoba meluruskan bahwa
yang ku lakukan bukanlah untuk mengadaikan barang atau sesuatu. Melainkan untuk
berinvestasi emas di pegadaian. Salah satu penawaran yang ditawarkan adalah
program gadai emas sehingga lumayan
untuk bekal ku nanti lulus dan digunakan untuk “mahar nikah”. Walaupun masih
belum tau itu bisa kelaksanan kapan, tapi tidak masalah jika sudah mulai
persiapan sejak sekarang.
Proses yang
kujalani sangat cepat dengan pelayanan yang ramah. Sehingga dalam waktu 5 menit
aku sudah dapat membawa pulang sebuah buku tabungan emas. Pegadaian emas ini aku pilih karena aku bisa
mulai belajar menyisihkan 5 ribu rupiah untuk menabung dan dinilai sebagai
harga emas walapun masih nol koma sekian gram. Tapi kalau aku mau istiqomah
sampai lulus kan juga masih bisa bawa pulang emas lebih dari 5 gram apalagi
yang ditawarkan oleh pegadaian adalah emas murni 24 karat. Karat disini bukan besi yang udah lama gak dipakai,
tetapai satuan untuk emas yang nilai maksimalnya adalah 24. Dari sinilah aku mulai menabung walaupun
belum dapat banyak juga sih. Jadi aku tidak perlu ragu lagi datang ke
pegadaian.
Didalam telefon
ibukku tertawa, wong masih kuliah kok udah mikir nikah. Dan juga ada sebuah
wejangan atau nasihat muncul “ kuliah dulu yang bener, lalu kerja baru nikah”. Dalam
hatiku menjawab iya akan aku balas budi baik engkau walapun budi baik engkau
tidak ternilai harganya. Akau akan bebakti dan juga menyanyangi engkau setulus hatiku.
Dan diakhir percakapan sering aku diingatkan jangganlah engkau boros, rajin
menabunglah untuk masa depan mu. Salah satu yang dapat dilakukan adalah kita
dapat mencoba memulai dari yang kecil untuk menabung, boleh 10 ribu bahkan 100
juta jika puya uang. Sehingga kita boleh datang ke pegadaian bukan untuk
menukar barang dengan uang tetapi dapat kita tukarkan uang dengan emas murni
buat bekal nanti.
Beberapa tips
yang dapat ku bagikan jika teman-teman ingin menabung emas di pegadaian:
1. Bawa fotocopy
kartu identitas (KTP/SIM/Passpor) untuk membuka buku rekening tabungan emas di
cabang pegadaian terdekat.
2. Jangan lupa
isi formulir dan biaya administrasi 5.000 serta biaya fasilitas titipan selama
1 tahun 30.000
3. Boleh membeli
emas minimal 0,01 gram atau kelipatannya ( 5.400 / 14 juni 2016)
4. Saldo titipan
emas kita juga dapat dijual kembali (buyback)
ke pegadaian dengan minimal penjualan 1 gram emas (harga jual 5.520 /14 juni
2016)
5. Jika ingin
emas batang, dapat dicetak dengan pilihan 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram dan
100 gram dengan membayar sesuai biaya cetak kepingan
6. Jangan lupa
saldo minimal rekening adalah 0,01 gram emas
7. Transaksi penjualan
emas kepada pegadaian dan untuk mencetak emas batangan saat ini hanya dapat
dilakukan di kantor cabang tempat pembukaan rekening dengan menunjukkan Buku Tabungan
dan identitas diri asli.
Selamat mencoba
ya.